Senin, 21 November 2011

Concert Review - The Script (Live at Guinness Arthur’s Day Jakarta)

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam , ribuan orang memadati Ballroom Pullman Hotel untuk menghadiri konser The Script dalam rangka Guinness Arthur’s Day. Acara di mulai pukul 19 lewat sedikit dan di pandu oleh Bayu Oktara Dan Caroline Surachmat
Acara di buka dengan penampilan beberapa ‘local act’ , ada ‘ Dela’ yang memanaskan suasana dengan membawa lagu adele ‘someone like you’ dan beyonce ‘if I were a boy’ yang sukses membuat penonton sing a along. Selanjutnya ada “Mike’s’ & Groovyland” yang membawa lagu mereka sendiri, lagu Coldplay, Stereophonics, dan Temper Trap. Local act yang paling ditunggu adalah ‘Gugun blues Shelter’ salah satu band asal Indonesia yang baru saja mengeluarkan album di amerika. Penampilan GB di warnai dengan tawa karena aksi panggung yang konyol dari sang bassis , Jono serta kekaguman penonton akan music dan permainan gitar dari Gugun. Hal ini terlihat dari setiap tepuk tangan dari penonton yang di berikan diakhir lagu mereka.
Setelah Gugun Blues Shelter, penonton semakin tidak sabar untuk menyaksikan The Script. Sayangnya, penonton harus menunggu 30 menit sebelum menonton The Script untuk persiapan sounds. Hal ini sempat membuat penonton kecewa dan melemparkan “booo” ke MC. Walaupun begitu, tidak seorangpun penonton tetap setia menunggu dan tidak meninggalkan tempat mereka.
Tepat pukul 22.00 WIB , satu-persatu personil The Script masuk panggung , di mulai dari drummer Glen Power, Gitaris Mark Sheehan, dan Terakhir sang vokalis Danny O’Donoghue. Tanpa banyak berbasa-basi mereka langsung menyanyikan ‘Won’t Feel Anything’ yang di sambut teriakan histeris dari penonton. Danny sangat attractive ke penonton, beberapa kali dia dengan menyapa penonton menggunakan bahasa Indonesia dan mengatakan terima kasih. Lagu kedua kembali mendapat histerisa penonton katika Danny mulai bermain piano dan menyanyikan ‘Talk You Down’ dan menyisipkan ‘Jakarta’ dalam lirik lagu tersebut. Suasana semakin panas ketika lagu ketiga akan dinyanyikan, ‘We Cry’.
Di lagu keempat seolah menjadi klimaks , The Script menyantikan ‘The Man Who Can’t Be Moved’. Ketika intro dimainkan, antusisme penonton semakin menjadi-jadi, Danny sempat menghentikan permainan pianonya dan mengajak sekitar 5000 penonton bernyanyi diiringi music dari The Script. Seperti terhipnotis ribuan penonton menyanyikan lagu ini dengan lancar, jelas dan harmonis. Danny sempat mengatakan hal ini membuat bulu kuduknya merinding, dia merasa seperti sedang di ‘rumah’ dan merasa the Script sangat di terima di Indonesia. Gitaris, Glen bilang kalau The script akhirnya bisa datang ke Indonesia setelah begitu banyaknya permintaan dari penggemarnya di Indonesia dan mengucapkan banyak terima kasih.
Sepanjang konser, teriakan histeris, “Danny I love you”, dan tepuk tangan tidak pernah berhenti. Dany terlihat sangat ‘excited’ dengan penonton dan tidak segan untuk turun panggung beebrapa kali untuk mengajak penonton di barisan depan bernyayi. Dipertengahan konser, The Script melakukan break untuk menghormati ‘Sir Arthur Giunness’ dengan melakukan toast bersama penonton. Toast ini di pimpin oleh Danny dan diikuti penonton dengan mengangkat tangan mereka.
The script membawakan 13 lagu–lagu jagoan mereka seperti ‘If You Ever Come Back’, ‘Before The Worst’ , ‘The end Is Where I Begin’ , ‘Science And Faith’, ’Nothing’ , ‘Dead Man Walking’ dan ‘Rusty Halo’. Setelah lagu terakhir, teriakan ‘WE WANT MORE’ membahana di Pulllman Ballroom, The Script menjawab teriakan ini dengan kembali ke penggung, Danny memakai bendera merah putih di bahunya sambil menyanyikan lagu penutup ‘ For The First Time’. Sebelum turun panggung, Mark mengambil foto penonton untuk twit-pic dan The script berjanji akan segera kembali ke Indonesia.
Konser The Script menjadi sebuah konser yang sangat meriah dengan dukungan visual dan lighting bisa dibilang sempurna, mengikuti mood lagu dan mood penonton, tembakan lighting dari belakang The Script dan 2 screen besar yang di sediakan panitia membuat The script terlihat jelas dari barisan belakang penoton. Satu konser yang membuat penontonnya pulang dengan cerita tersendiri. Penonton puas, The Script Puas, Happy Arthur’s Day!

nb: gw ga nonton konser'a.... hihihih (menyedihkan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons