Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam , ribuan orang memadati Ballroom Pullman Hotel untuk menghadiri konser The Script dalam rangka Guinness Arthur’s Day. Acara di mulai pukul 19 lewat sedikit dan di pandu oleh Bayu Oktara Dan Caroline Surachmat
Acara di buka dengan penampilan beberapa
‘local act’ , ada ‘ Dela’ yang memanaskan suasana dengan membawa lagu
adele ‘someone like you’ dan beyonce ‘if I were a boy’ yang sukses
membuat penonton sing a along. Selanjutnya ada “Mike’s’ &
Groovyland” yang membawa lagu mereka sendiri, lagu Coldplay,
Stereophonics, dan Temper Trap. Local act yang paling ditunggu adalah
‘Gugun blues Shelter’ salah satu band asal Indonesia yang baru saja
mengeluarkan album di amerika. Penampilan GB di warnai dengan tawa
karena aksi panggung yang konyol dari sang bassis , Jono serta kekaguman
penonton akan music dan permainan gitar dari Gugun. Hal ini terlihat
dari setiap tepuk tangan dari penonton yang di berikan diakhir lagu
mereka.
Setelah Gugun Blues Shelter, penonton
semakin tidak sabar untuk menyaksikan The Script. Sayangnya, penonton
harus menunggu 30 menit sebelum menonton The Script untuk persiapan
sounds. Hal ini sempat membuat penonton kecewa dan melemparkan “booo” ke
MC. Walaupun begitu, tidak seorangpun penonton tetap setia menunggu dan
tidak meninggalkan tempat mereka.
Tepat pukul 22.00 WIB , satu-persatu
personil The Script masuk panggung , di mulai dari drummer Glen Power,
Gitaris Mark Sheehan, dan Terakhir sang vokalis Danny O’Donoghue.
Tanpa banyak berbasa-basi mereka langsung menyanyikan ‘Won’t Feel
Anything’ yang di sambut teriakan histeris dari penonton. Danny sangat
attractive ke penonton, beberapa kali dia dengan menyapa penonton
menggunakan bahasa Indonesia dan mengatakan terima kasih. Lagu kedua
kembali mendapat histerisa penonton katika Danny mulai bermain piano dan
menyanyikan ‘Talk You Down’ dan menyisipkan ‘Jakarta’ dalam lirik lagu
tersebut. Suasana semakin panas ketika lagu ketiga akan dinyanyikan,
‘We Cry’.
Di lagu keempat seolah menjadi klimaks ,
The Script menyantikan ‘The Man Who Can’t Be Moved’. Ketika intro
dimainkan, antusisme penonton semakin menjadi-jadi, Danny sempat
menghentikan permainan pianonya dan mengajak sekitar 5000 penonton
bernyanyi diiringi music dari The Script. Seperti terhipnotis ribuan
penonton menyanyikan lagu ini dengan lancar, jelas dan harmonis. Danny
sempat mengatakan hal ini membuat bulu kuduknya merinding, dia merasa
seperti sedang di ‘rumah’ dan merasa the Script sangat di terima di
Indonesia. Gitaris, Glen bilang kalau The script akhirnya bisa datang
ke Indonesia setelah begitu banyaknya permintaan dari penggemarnya di
Indonesia dan mengucapkan banyak terima kasih.
Sepanjang konser, teriakan histeris,
“Danny I love you”, dan tepuk tangan tidak pernah berhenti. Dany
terlihat sangat ‘excited’ dengan penonton dan tidak segan untuk turun
panggung beebrapa kali untuk mengajak penonton di barisan depan
bernyayi. Dipertengahan konser, The Script melakukan break untuk
menghormati ‘Sir Arthur Giunness’ dengan melakukan toast bersama
penonton. Toast ini di pimpin oleh Danny dan diikuti penonton dengan
mengangkat tangan mereka.
The script membawakan 13 lagu–lagu jagoan
mereka seperti ‘If You Ever Come Back’, ‘Before The Worst’ , ‘The end
Is Where I Begin’ , ‘Science And Faith’, ’Nothing’ , ‘Dead Man Walking’
dan ‘Rusty Halo’. Setelah lagu terakhir, teriakan ‘WE WANT MORE’
membahana di Pulllman Ballroom, The Script menjawab teriakan ini dengan
kembali ke penggung, Danny memakai bendera merah putih di bahunya sambil
menyanyikan lagu penutup ‘ For The First Time’. Sebelum turun panggung,
Mark mengambil foto penonton untuk twit-pic dan The script berjanji
akan segera kembali ke Indonesia.
Konser The Script menjadi sebuah konser
yang sangat meriah dengan dukungan visual dan lighting bisa dibilang
sempurna, mengikuti mood lagu dan mood penonton, tembakan lighting dari
belakang The Script dan 2 screen besar yang di sediakan panitia membuat
The script terlihat jelas dari barisan belakang penoton. Satu konser
yang membuat penontonnya pulang dengan cerita tersendiri. Penonton
puas, The Script Puas, Happy Arthur’s Day!
nb: gw ga nonton konser'a.... hihihih (menyedihkan)
0 komentar:
Posting Komentar